Sejarah dan Perkembangan PLC
2 . Jumlah input output yang semakin banyak dan padat.
3 . Waktu eksekusi program yang semakin cepat.
4 . Pemrograman relatif semakin mudah. Hal ini terkait dengan perangkat lunak
pemrograman yang semakin user friendly
5 . Memiliki kemampuan komunikasi dan sistem dokumentasi yangsemakin baik.
6 . Jenis instruksi/fungsi semakin banyak dan lengkap
7 . Beberapa jenis dan tipe PLC dilengkapi dengan modul-modul untuk tujuan kontrol kontinu. misalnya modul ADC/DAC, PID, modul Fuzzv dan lain-lain.
PENGERTIAN PLC
PLC merupakan sistem yang dapat
memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor keadaan Proses pada laju
yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis
mikroprosesor integral. PLC menerima masukan dan menghasilkan
keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu sistem. Dengan
demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan, sebelum
diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun
digital,yang merupakan data dasarnya.
KONSEP PLC
Konsep dari Programable Logic Controller (PLC)
sesuai dengan namanya adalah sebagai berikut :
Programmable :
Menunjukkan kemampuannya yang dapat
dengan mudah diubah-ubah sesuai program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal
memori program yang telah dibuat.
Logic :
Menunjukkan kemampuannya dalam
memproses input secara aritmetik (ALU), yaitu melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi dan negasi.
Controller :
Menunjukkan kemampuannya dalam
mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
FUNGSI DARI PLC
Fungsi
dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi dalam
prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus. Secara umum fungsi dari PLC
adalah sebagai berikut :
Kontrol
Sequensial
Karakter proses yang
dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang sifatnya bertahap,
yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang
diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses,
dimana subproses tertentu akan berjalan sesudah subproses
sebelumnya terjadi.
Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor
suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya
nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.
STRUKTUR
DASAR PLC
PLC yang diproduksi oleh
berbagai perusahaan sistem kontrol terkemuka saat ini biasanya
mempunyai ciri-ciri sendiri yang menawarkan keunggulan sistemnya,
baik dari segi aplikasi (perangkat tambahan) maupun modul
utama sistemnya. Meskipun demikian pada umumnya setiap PLC (sebagaimana
komputer pribadi Anda yang cenderung mengalami standarisasi dan kompatibel satu
sama lain) mengandung empat bagian (piranti) berikut ini:
Modul Central
Prosesing Unit ( CPU ) : Modul Central Prosesing Unit ( CPU ) yang disebut juga modul
controller atau prosesor terdiri dari dua bagian:
- Prosesor, berfungsi:
- mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui bus-bus serial atau paralel yang ada.
- Mengeksekusi program kontrol.
- Memori, yang berfungsi:
- Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel data, register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program pengendali proses.
Modul perangkat lunak
: PLC mengenal
berbagai macam perangkat lunak, termasuk
State Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling populer digunakan ialah
RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa pemrograman
tersebut dibuat berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam
plant (sistem yang dikendalikan). Semua instruksi dalam program
akan dieksekusi oleh modul CPU, dan penulisan program itu bisa dilakukan
pada keadan on line maupun off line. Jadi PLC dapat
bisa ditulisi program kontrol pada saat ia
mengendalikan proses tanpa mengganggu pengendalian yang
sedang dilakukan. Eksekusi perangkat lunak tidak akan mempengaruhi
operasi I/O yang tengah berlangsung.
Modul Power Supply : Power Supply memberikan tegangan DC ke berbagai modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan kemampuan arus total sekitar 20A sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang digunakan sebagai memory backup). Seandainya Power Supply ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga.
Modul I/O : Modul I/O merupakan modul input dan modul output yang bertugas mengatur hubungan PLC dengan piranti eksternal atau periferal yang bisa berupa suatu komputer host, saklar-saklar, unit penggerak motor, dan berbagai macam sumber sinyal yang terdapat dalam plant.
Modul Power Supply : Power Supply memberikan tegangan DC ke berbagai modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan kemampuan arus total sekitar 20A sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang digunakan sebagai memory backup). Seandainya Power Supply ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga.
Modul I/O : Modul I/O merupakan modul input dan modul output yang bertugas mengatur hubungan PLC dengan piranti eksternal atau periferal yang bisa berupa suatu komputer host, saklar-saklar, unit penggerak motor, dan berbagai macam sumber sinyal yang terdapat dalam plant.
- Modul Input : Modul Input berfungsi untuk menerima sinyal dari unit pengindera periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi, isolasi, maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari piranti periferal akan di-scan dan keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antarmuka dalam PLC.
- Modul Output : Modul output mengaktivasi berbagai macam piranti seperti aktuator hidrolik, pneumatik, solenoid, starter motor, dan tampilan status titik-titik periferal yang terhubung dalam sistem. Fungsi modul keluaran lainnya mencakup conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-sinyal yang ada. Proses aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog yang relevan, berdasarkan watak PLC sendiri yang merupakan piranti digital.
BAHASA
PEMROGRAMAN
Terdapat banyak pilihan bahasa untuk
membuat program dalam PLC. Masing-masing bahasa mempunyai keuntungan dan kerugian
tergantung dari sudut pandang kita sebagai user / pemogram. Pada umumnya
terdapat 2 bahasa pemograman sederhana dari PLC , yaitu pemograman diagram
ladder dan bahasa instruction list. (mnemonic code).Diagram Ladder adalah
bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC.
Diagram Ladder menggambarkan program
dalam bentuk grafik. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang
terstruktur yang menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram ladder
terdapat dua buah garis vertical dimana garis vertical sebelah kiri dihubungkan
dengan sumber tegangan positip catu daya dan garis sebelah kanan dihubungkan
dengan sumber tegangan negatip catu daya.
Program ladder ditulis menggunakan
bentuk pictorial atau simbol yang secara umum mirip dengan rangkaian kontrol
relay. Program ditampilkan pada layar dengan elemen-elemen seperti normally
open contact, normally closed contact, timer, counter, sequencer dll
ditampilkan seperti dalam bentuk pictorial.
Dibawah kondisi yang benar, listrik
dapat mengalir dari rel sebelah kiri ke rel sebelah kanan, jalur rel seperti
ini disebut sebagai ladder line (garis tangga). Peraturan secara umum di dalam
menggambarkan program ladder diagram adalah :
- Daya mengalir dari rel kiri ke rel kanan
- Output koil tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel sebelah kiri.
- Tidak ada kontak yang diletakkan disebelah kanan output coil
- Hanya diperbolehkan satu output koil pada ladder line.
Leave a Comment